Humor sebelum pulang,he3

Guru dan Hakim



Seorang hakim sedang menanyakan kesalahan yang diperbuat oleh seorang
terdakwa wanita.



"Kesalahan apakah yang diperbuat terdakwa?"



"Saya ditangkap ketika menyeberang jalan pada saat lampu merah untuk pejalan
kaki."



"Apakah profesi terdakwa?"



"Oh, saya adalah seorang guru di salah satu Sekolah Dasar."



Dengan wajah senang, hakim itu berdiri dan berkata, "Delapan tahun lamanya,
saya menanti-nantikan terdakwa berprofesi guru di ruang pengadilan ini.
Nyatanya, hari ini doa saya terkabul juga. Silakan ibu duduk disana dan
tulis hukuman ini :



SAYA TIDAK BOLEH MENYEBERANG JALAN PADA SAAT LAMPU MERAH. Sebanyak 500 kali
!"



Pertemuan




Alkisah ada seorang suami yang menduga istrinya selingkuh. Tapi istrinya
tidak mengakui kalau dia sudah selingkuh. Merekapun bertengkar hebat. Dan
karena emosi sang istri melempar kulkas ke suaminya. Suaminya terdorong oleh
kulkas tersebut dan jatuh dari jendela berserta kulkasnya. Suaminya itupun
mati seketika.
Sesampainya di akhirat suami tersebut bertemu dengan 2 orang lain disana.
Mereka pun berbincang-bincang.
Suami: "Ngomong-ngomong kenapa kalian mati? Kalau aku karena jatuh dari
jendela karena dilempar kulkas pas istriku dan aku bertengkar"
Orang A: "Kalau aku, ketika aku sedang jalan2 tiba2 ada kulkas yang jatuh
dari jendela mengenai kepalaku"
Orang B: "Wah, paling unik aku dong. Ketika aku sedang selingkuh dengan
istri orang. Suaminya pulang kemudian aku sembunyi di kulkas. Eh kulkasnya
jatuh dari jendela. Kontan saya pun mati."



Penjual Topi



Seorang penjual topi berjalan melintasi hutan. Karena cuaca panas, ia
memutuskan beristirahat sejenak dibawah sebuah pohon besar. Sebelum
merebahkan diri, ia meletakkan keranjang berisi topi-topi dagangan
disampingnya. Beberapa jam ia terlelap dan terbangun oleh suara-suara ribut.



Hal pertama yang disadarinya adalah bahwa semua topi dagangannya telah
hilang. Kemudian ia mendengar suara monyet-monyet di atas pohon. Ia
mendongak keatas dan betapa terkejutnya ia melihat pohon itu penuh dengan
monyet. Yang semuanya mengenakan topi-topinya.



Penjual topi itu terduduk dan berpikir keras bagaimana caranya ia bisa
mendapatkan kembali topi-topi dagangannya yang sedang dibuat main-main oleh
monyet-monyet itu. Ia berpikir dan berpikir, dan mulai menggaruk-garuk
kepalanya. Ternyata monyet-monyet itu menirukan tingkah lakunya. Kemudian,
ia melepas topinya dan mengipas-ngipaskan ke wajahnya. Ternyata
monyet-monyet itu pun melakukan hal yang sama.



Aha..! Ia pun mendapat ide..! Lalu ia membuang topinya ke tanah, dan
monyet-monyet itu juga membuang topi-topi di tangan mereka ke tanah. Segera
saja si penjual itu mengumpulkan dan mendapatkan kembali semua topi-topinya.
Ia pun melanjutkan perjalanannya.



Lima puluh tahun kemudian, cucu dari si penjual topi itu juga menjadi
seorang penjual topi juga dan telah mendengar cerita tentang monyet-monyet
itu dari kakeknya. Suatu hari, persis seperti kakeknya, ia melintasi hutan
yang sama. Ia beristirahat di bawah pohon yang sama dan meletakkan keranjang
berisi topi-topi dagangan di sampingnya. Ketika terbangun iapun menyadari
kalau monyet-monyet dipohon tersebut telah mengambil semua topi-topinya.



Ia pun teringat akan cerita kakeknya. Ia mulai menggaruk-garuk kepala, dan
monyet-monyet itu menirukannya. Ia melepas topinya dan mengipas-ngipaskan ke
wajahnya, monyet-monyet itu masih menirukannya. Nah, sekarang ia merasa
yakin akan ide kakeknya. Kemudian ia melempar topinya ke tanah. Tapi kali
ini ia yang terkejut, karena monyet-monyet itu tidak menirukannya dan tetap
memegangi topi-topi itu erat-erat.



Kemudian, seekor monyet turun dari pohon, mengambil topi yang dilemparkan
oleh cucu penjual topi itu, lalu menepuk bahunya sambil berkata,



"Emangnya cuman elo aja yang punya kakek...?"

Comments

Popular posts from this blog

Bersahabat Dengan Masalah

Jeli Menangkap Peluang

Tasbih adalah kehidupan