Humor 2

Kurang Kerjaan


Didi adalah seorang murid SMP I di kotanya. Saat pelajaran Fisika, Didi
ditanya oleh gurunya, sambil mengambil alat percobaannya.
Guru : "Didi, jika lilin ini bapak tutup dengan gelas maka apinya akan mati.
Hal itu membuktikan apa..??"
Didi : "Membuktikan kalau bapak kurang kerjaan"**



Kelakuan Bapak


Indra mengajak Andri mencoba mobil barunya. Mereka melewati perempatan.
"Awas, lampu merah. Stop!" teriak Andri panik.
"Tenang saja ... Bapakku sudah dua tahun tidak memperdulikan lampu merah dan
nyatanya tidak terjadi apa-apa." Kata Indra.
Di perempatan kedua, lampu merah menyala. Lagi-lagi Indra dengan tenang
melanggar tampu merah.
"Sudah kukatakan, Bapakku sudah dua tahun selamat-selamat saja melewati
perempatan yang lampunya sedang merah. Tenanglah!"
Tiba di perempatan ketiga, tampu hijau menyata. Indra menghentikan mobilnya.
"Jalan terus! Lampu hijau!" teriak Andri tegang.
"Tenang, bila aku jalan terus, kau bisa bayangkan apa kejadiannya bila
tiba-tiba Bapakku muncul dan kiri atau kanan kita?"**

Tukang Sayur


Mang Ujang, si penjual sayur keliling yang masih muda itu ditabrak mobil. Si
penabrak langsung kabur meninggalkan si korban yang tergeletak di sisi jalan
dan ibu-ibu sekitar yang memaki-maki.
Ibu-ibu segera berkerumun menolong Mang Ujang, tukang sayur kesayangan
mereka. Kondisi Mang Ujang sudah sangat parah. Darah meleleh di tubuhnya.
Nampaknya ajal sudah dekat. Seorang ibu, tidak tega melihat keadaannya.
Beliau mendekat lalu berkata, "Mang Ujang...nyebut...nyebut!"
Maksudnya agar Mang Ujang mengingat nama-Nya di saat-saat terakhir.
Dengan kekuatan terakhirnya Mang Ujang berusaha menggerakkan bibirnya. Dia
lalu berkata dengan nyaring, "SAYUUUURRR....."**



Berhemat


Si Ali pulang dari sekolah dengan terengah-engah di depan pintu rumahnya.
Ayah Ali heran melihat anaknya tidak seperti biasanya lalu menanyainya
Bapak: "Ali, ngapain kamu kok kayak orang yang kelelahan?"
Ali : "Pak, Ali hemat duit 2000 Rupiah."
Bapak: "Lho emangnya gimana bisa sampai hemat?"
Ali: "Soalnya gini pak waktu pulang sekolah Ali lari di samping becak,
sedangkan biaya becak sekolah sampai ke rumah kan 2000 Rupiah, jadinya kan
Ali bisa hemat duit."
Bapak: "Ali kamu kok goblok benar!, coba kamu lari di samping Taksi kamu
bisa hemat 10000 Rupiah."
Ali: "...???" **



Bus Tingkat


Malam ini udara dingin sekali. Dua hari lagi hari raya Imlek akan tiba.
Vivin yang sedang berdiri di halte, mengusap-usap telapak tangannya untuk
mengusir dingin. Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan. Vivin
mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang
sangat tidak menyenangkan ini. Vivin ditugaskan untuk mengantarkan sebuah
paket ke sebuah gudang tua di ujung kota. Perjalanan ke sana memerlukan
waktu sekitar setengah jam, dan satu-satunya jenis angkutan umum yang
tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan jalannya lambat.
Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Vivin pun naik. Hanya Ada
beberapa penumpang saja yang terlihat. Vivin terus melangkah menuju tangga
karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi langkahnya
dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek itu
berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya." Vivin terkejut. Dia
pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis bertingkat seperti yang
pernah diceritakan teman-temannya. Karena Merasa ngeri, Vivin pun
mengurungkan niatnya untuk naik ke atas. Setelah memilih sebuah bangku yang
agak jauh, Vivin duduk sambil membayangkan hal-hal yang mengerikan yang
mungkin terjadi.



Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui. Vivin
telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di
sebuah halte. Vivin turun sambil menarik nafas lega, sementara bis itu
kembali melanjutkan perjalanannya.
Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Imlek, Vivin kembali Ditugaskan
bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Vivin pun
kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin muncul
lagi. Vivin naik. Penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang saja.
Vivin lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di sana Vivin kembali dihentikan
oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga. Nenek yang sama
dengan yang kemarin.


Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya." Vivin
teringat dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih untuk
duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari tangga. Setelah 30 menit, bis
bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat tujuan Vivin. Vivin turun
dengan perasaan lega. Dan bis itu pun melanjutkan perjalanan kembali.
Keesokan harinya, tepat pada malam Imlek, Vivin kembali diberi tugas Oleh
bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama Dengan
sebelumnya. Vivin menunggu bis di halte sambil melihat kesekelilingnya.
Suasana kota terlihat meriah. Lampion dan hiasan berwarna warni Menghiasi
sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang, Vivin
naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin. Vivin melihat ke
arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan yang
kemarin terlihat duduk di situ. Vivin lalu mendekati nenek keriput itu.
Sebelum nenek itu berkata apa-apa, Vivin mendahuluinya, "Nek, apapun Yang
akan Nenek katakan, saya tetap akan naik dan duduk di atas. Malam ini adalah
malam Imlek dan suasana kota begitu meriahnya, saya tidak takut akan
sesuatupun!" Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Vivin lalu
naik ke atas. Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Vivin memilih
untuk duduk di dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang. Tetapi
hingga 30 menit berlalu, tidak terjadi apa-apa. Akhirnya Vivin sampai di
tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah halte. Vivin turun dari
tingkat atas dan mencari si nenek keriput didekat tangga.
Setelah bertemu, lalu Vivin bertanya, "Nek, kenapa sih, Nenek melarang
penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri, ternyata di atas
tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih, nek?"
"Di atas berbahaya, tidak ada supirnya!", jawab si nenek.**



Surat Ijin


Supar sering tidak masuk sekolah tanpa alasan dan berita yang jelas, suatu
hari dia dimarahi oleh gurunya.
Guru: Supar kalau kamu nggak masuk karena sakit atau halangan, kan kamu bisa
kirim surat!
Supar: Dulu Supar pernah kirim surat tapi nggak pernah di balas-balas, jadi
malas untuk buat surat lagi.**



Untung Ada Tangga


Pandir sedang memanjat pohon untuk memanen buah mangga di halaman rumahnya.
Ketika dirasa cukup banyak buah yang sudah dipetiknya, dia pun hendak turun
dari pohon mangga.
Tiba-tiba dia sadar bahwa pohon yang dipanjatnya terlalu tinggi dan dia jadi
takut untuk turun. Beberapa saat dia berpikir, bagaimana caranya turun dari
pohon yang tinggi itu.
Tiba-tiba dia melihat ada sebuah tangga yang tersandar di tembok rumahnya
yang letaknya cukup jauh.
Kemudian dia mendapatkan ide cemerlang.
Akhirnya dia turun dari pohon dan mengambil tangga itu, kemudian dia
memanjat pohon itu lagi.
Setelah sampai di atas, dia tersenyum lega dan bergumam "hmmm...untung ada
tangga, jadi aku bisa turun dengan selamat".**



Selamat Tinggal


Suatu kali ada sebuah kapal berlayar.. tiba-tiba datang gelombang yang
sangat dasyat dan kapal hampir tenggelam. Di tengah kondisi yang sangat
tegang tersebut tiba-tiba petugas informasi mulai teriak perhatian bagi para
seluruh penumpang kapal diharapkan jangan PANIK.. sekali lagi jangan
PANIK... kami informasikan bagi para penumpang yang bisa berenang untuk
segera naik ke DEK 4, dan bagi para penumpang yang tidak bisa berenang kami
ucapkan SELAMAT TINGGAL...**

Comments

Popular posts from this blog

Bersahabat Dengan Masalah

Jeli Menangkap Peluang

Tasbih adalah kehidupan